Perayaan Ekaristi Novena Laudato Si IV
Begitu tema Novena Laudato Si IV
Kevikepan Yogyakarta Barat yang diselenggarakan Minggu 11 Mei 2025, di Sendang
Maria Ratu Perdamaian Jatiningsih Jitar Sumberarum Moyudan Sleman. Novena ke IV Laudato bersamaan dengan
Novena V hari jadi Sendang Maria Ratu Perdamaian dan bertepatan dengan Minggu
Panggilan dalam kalender Liturgi Gereja Katolik. Misa Novena IV Laudato
Si dipimpin oleh Rama Y.Dwi Harsanta, Pr,. Vikep Kategorial Keuskupan Agung
Semarang sebagai selebran utama; Rama Bernard
Himawan, Pr., Direktur Karina KAS, Komisi APP Kevikepan Yogya Timur, Vikaris
Paroki Pringwulung Yogyakarta; Rama Adolfus Suratmo Atmamartaya, Pr,. Komisi
KPKC Keuskupan Agung Semarang, Vikaris Paroki Klepu dan Rama Hendri, Pr Ketua
Komisi Liturgi Kevikepan Yogyakarta Barat.
![]() |
Sekitar 2.100 orang hadir dalam Perayaan Ekaristi Kudus |
Sebelum misa dimulai diisi dengan Katekese Ensiklik Laudato Si oleh Rama Bernard dan dipandu oleh ibu Maria Rosa Delima, dengan membahas “tangisan si miskin”. Dikatakan oleh rama, tangisan muncul karena orang merasa sedih atau gembira. Bisa jadi yang miskin itu orang lain tetapi juga bisa diri kita sendiri. Miskin harta, miskin rohani, dan kondisi miskin lain-lain. Sementara Novena yang ketiga kemarin kita merenungkan “tangisan bumi”. Ini karena kita keliru dalam memahami Kitab Kejadian 2: 15 “Tuhan Allah mengambil manusia ini dan menempatkannya dalam taman Eden untuk mengusahakan dan memelihara taman itu”. Sementara kita tidak memelihara tetapi mengeksploitasi, sampai bumi rusak, dan menangis. Tuhan menciptakan semua dalam keadaan baik “semua baik adanya”, tetapi manusia dan perbuatannya tidak harmoni, lalu menjadikan segala tidak seimbang dan rusak, maka bumi menangis.
![]() |
Rama Y.Dwi Harsanta, Pr, Vikep Kategorial Keuskupan Agung Semarang menanam pohon bodi didampingi Rama A.Suratma Atmamartaya, Pr |
Kita ambil contoh sekarang adalah tangisan petani. Bagaimana petani berproses dari mengolah tanah, menanam, memupuk, menyiangi rumput dan setelah panen harga gabah dibeli murah, belum lagi kalau dimakan hama tikus, burung, walang dan wereng. Apalagi sekarang musim tidak jelas, kalau musim hujan ada panas, kalau pas musim panas ada hujan. Masih ada ekologi (siklus) yang dipotong. Misalnya dulu tanam, berbuah, batangnya untuk makan ternak, ternah kotorannya menjadi pupuk, dan untuk memupuk tanaman. Sekarang dipotong, tanam diberi pupuk kimia dan buah. Merusak ekologi dan siklus kehidupan.
![]() |
Rama A.Suratma Atmamartaya, Pr menanam pohon gayam di depan Kapel Adorasi |
Kita mesti mengubah hidup menjadi sederhana, peduli sosial dan sesama, solider, berbagi serta terlibat dalam berbagai persoalan Masyarakat. Hidup komunitas juga sama harus sederhana, artinya komunitas berbagi. Seperti ketika covid-19 kalau ada yang sakit maka di pintu-pintu atau di pagar rumah banyak sekali tetangga menggantungkan kiriman baik makanan, vitamin atau yang lain. Sekarang tidak ada lagi, perlu diciptakan lagi komunitas berbagi. Suara kenabian perlu digemakan lagi.
Sementara Rama Y.Dwi Harsanta, Pr
dalam khotbahnya mengajak kita untuk bersatu dan Persekutuan. Seperti motto
Paus Leo XIV yang baru yaitu “ In Illo
Uno Unum” yang terjemahannya kurang lebih “Dalam Yang Esa, kita adalah satu”. Meskipun kita orang Kristen banyak, di
dalam satu Kristus kita adalah satu.
Mengambil motto tersebut kita dipanggil untuk bersatu dan bersekutu,
mewujudkan panggilan kita. Hari ini adalah hari Minggu Panggilan. Kita perluas
arti panggilan itu. Sekarang kita dipangil untuk bersatu merawat dan memelihara
bumi. Perayaan Ekaristi Kudus dimeriahkan oleh koor dari anak-anak TK Kanisius
Jetis Depok.
UMKM Paroki Klepu MILIK KITA sedang melayani pembeli
Setelah Perayaan Ekaristi Kudus dilanjutkan dengan penanaman pohon bodi dan
pohon gayam di depan Kapel Adorasi Sendang Jatiningsih oleh Rama Y.Dwi Harsanto
dan Rama A.Suratma. Selain itu dari Komisi KPKC dan Panitia Lokal menyebar ikan nila di Sungai Progo. Umat yang hadir sekitar 2.100 orang dari berbagai paroki
khusuanya dari Kevikepan Yogyakarta Barat. Bagi umat yang hadir disuguhi
makanan krowotan, yaitu rebusan dari palawija (kacang, pisang, ketela, talas dan
umbi lainnya). Juga disediakan warung-warung khususnya dari UMKM Paroki Klepu
(abgs)
Posting Komentar untuk "Tangisan Si Miskin"