Dari kiri, mas Obet, Dr.Haji Ariyanto Nugroho, SKM, MSY, dan Rama Ar.Yudono Suwondo, Pr |
Diskusi yang bermanfaat mengenai Pancasila dan peranannya dalam menjaga persatuan nasional telah sukses diselenggarakan pada tanggal 18 Juni 2023. Acara tersebut, yang diorganisir sebagai seminar, menampilkan pembicara-pembicara terkemuka yang berbagi pandangan mereka mengenai pentingnya Pancasila dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. Di antara pembicara-pembicara terkenal tersebut adalah DR. Haji Ariyanto Nugroho, SKM, MSC, Romo Ar. Yudono Suwondo, PR, dan Mas Obet.
DR. Haji Ariyanto Nugroho, SKM, MSC, menyampaikan apresiasinya terhadap seminar ini, berharap acara serupa akan terus mendorong dialog dan pemahaman. Ia menekankan pentingnya Pancasila sebagai landasan bagi masyarakat Indonesia yang beragam, dengan menyoroti peran Pancasila dalam menghormati orang lain dan mendorong diskusi.
Romo Ar. Yudono Suwondo, PR, menggambarkan pandangan yang sama dengan pembicara sebelumnya, menyampaikan rasa syukur atas sifat yang menyatukan dari Pancasila dan penerimaannya yang positif di kalangan komunitas agama. Ia menyebutkan kekaguman yang ditunjukkan oleh tokoh-tokoh terkenal, termasuk Paus Yohanes Paulus II dan Paus Fransiskus, terhadap Pancasila. Romo Suwondo menekankan pentingnya hidup berdampingan dengan prinsip-prinsip Pancasila untuk mencapai perdamaian di Indonesia.
Mas Obet, yang mewakili Mba Yashinta Sekarwangi Mega yang tidak dapat hadir karena pernikahan di Jakarta, memuji seminar ini sebagai wadah dialog dalam menerapkan Pancasila dalam kehidupan sehari-hari. Ia menyoroti tantangan yang dihadapi Pancasila dalam beberapa tahun terakhir, termasuk keinginan beberapa pemuda untuk menggantinya dengan satu agama. Mas Obet meminta upaya bersama untuk mengatasi masalah-masalah tersebut dan menekankan pentingnya Pancasila sebagai sumber kesejahteraan dan pembuatan kebijakan bagi kelompok-kelompok yang terpinggirkan.
Para peserta sedang asik mendengarkan |
Selama sesi diskusi, beberapa peserta mengajukan pertanyaan relevan dan berbagi pandangan mereka. Pak Widodo mempertanyakan jaminan dari Mba Yashinta atas sikap uniknya di antara kandidat lain, sementara Budi Sumarjono mengungkapkan kekhawatiran tentang kurangnya pendidikan Pancasila di sekolah-sekolah. Pak Bertus menyarankan untuk menghidupkan kembali pelatihan P4 (Penataran Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila) untuk memastikan prinsip-prinsip Pancasila dipahami oleh generasi mendatang.
Menanggapi hal tersebut, DR. Haji Ariyanto Nugroho, SKM, MSC, menekankan pentingnya melawan interpretasi Islam fundamentalis melalui pendidikan yang layak. Ia menyebutkan perlunya digitalisasi pendidikan Pancasila, seperti memasukkan permainan-permainan bertemakan Pancasila. Romo Suwondo menyoroti perlunya mengajarkan Pancasila di sekolah dan memerangi narasi negatif melalui liputan berita yang positif. Dia menekankan pentingnya pertemuan pribadi dan keterlibatan komunitas dalam memupuk rasa persatuan nasional. Mas Obet mengusulkan agar pendidikan Pancasila diformalkan dalam kurikulum dan meyakinkan bahwa Mba Yashinta akan mengadvokasi aspirasi rakyat. Dia menekankan peran politik sebagai sarana untuk mengintervensi kebijakan yang mungkin memerlukan penyesuaian. Seminar diakhiri dengan upacara komitmen, dimana peserta menandatangani ikrar untuk menegakkan Pancasila dan persatuan Republik Indonesia. Acara diakhiri dengan menyanyikan lagu kebangsaan dan doa penutup. Seminar tersebut berhasil menyoroti pentingnya Pancasila sebagai ideologi pemersatu dan menyoroti perlunya implementasi yang tepat di berbagai aspek masyarakat. Ini berfungsi sebagai platform untuk diskusi dan inisiatif yang bermakna yang bertujuan untuk menjaga persatuan nasional dan mempromosikan perdamaian di Indonesia. (*)
Posting Komentar untuk "Pancasila dan Peran Pentingnya"