Kita Pantang Mundur.

Selamat pagi, salam bahagia sejahtera
Langkah pasti Sembah sujud Ananda. Dirgahayulah kakanda, Jayalah dikau pahlawan Terus maju pantang mundur” Itu bait akhir dari lagu yang berjudul Pantang Munur. Lagu itu digunah oleh Titik Puspa, seorang artis, musisi dan gelar lainnya. Lagu-lagu bernada menyemangati spirit juang dan teman-temannya, serta kebanggaan Indonesia. Ada lagu Kau dan Aku Indonesia, Duta Cinta, dan Bela Negara. Kiranya lagu-lagu ini pantas kita renungkan, dan kita hidupi.

Pantang mundur, menjadi tekat dan semangat bangsa Indonesia
dalam mencapai cita-citanya, khususnya pada masa perjuangan untuk merdeka. Semangat pantang mundur dan pantang menyerah juga nampak dalam derap dinamika pembangunan bangsa saat ini. Pembangunan fisik, pembangunan mental, pembangunan ekonomi dan pembangunan demokrasi, dengan langkah pelan namun pasti. Pembangunan fisik dan infrastruktur terus berjalan untuk pemerataan kesejahteraan rakyat, pembangunan ekonomi pasca pandemic, pelan tapi pasti menunjukkan pertumbuhan yang baik. Pembangunan demokrasi dengan penetapan hari dan tanggal pemilu  14 Februari 2024 beserta jadwal kegiatan dan melengkapi perangkat-perangkat keras dan lunaknya. Pembangunan IKN telah melalui tahap melantik Kepala dan Wakil Otoritas Ibu Kota Negara. Jadi tidak ada kata mundur pemilu 2024.

Tidak ada hal prinsip yang dapat menjadi alasan mundurnya pemilu 2024. Bahkan dengan mengundurkan pelaksanaan pemilu 2024 akan mencederai pembanguna demokrasi yang selama ini sudah terbanun dengan lebih tertata. Mengundurkan pemilu dengan istilah perpanjangan atau mengubah kesepakatan bangsa tentang masa jabatan presiden, sama saja melukai demokrasi dan spiritualitas bangsa. Kecuali itu juga melukai semangat pengabdian dan niat suci presiden yang taat azas, tidak mau menjabat tiga kali periode serta tidak mau memperpanjang masa jabatan. Hormatilah pernyataan bapak Presiden Jokowi sebagai “sabda pandita ratu”.Artinya pernyataan Jokowi tersebut sebagai ungkapan seorang pendeta yang bijaksana, dengan pertimbangan moral dan religiousitas seorang pendeta. Kedua ungkapan seorang pemimpin yang “ambeg paramarta”, seseorang yang bijak dan sadar bahwa pemimpin itu melayani, bukan mencari kehormatan, kedudukan, dan menumpuk kekayaan.

Selamat berkarya, gotong royong membangun  kesejahteraan umum.     

Posting Komentar untuk " Kita Pantang Mundur."