KEKUASAAN, MORALITAS, PEKERJAAN DAN PANGGILAN

Sarasehan Sosialisasi Ajaran Sosial Gereja di Sendang Jatiningsih
Minggu 21 Agustus 2022, tema Kekuasan, Moralitas, Pekerjaan dan Panggilan

Kekuasaan, moralitas, pekerjaan dan panggilan, empat kata tersebut menjadi topik utama dalam sarasehan Sosialisasi Ajaran Sosial Gereja, Minggu 22 Agustus 2022, di kompleks Sendang Jatininngsih. Sosialisasi Ajaran Sosial Gereja diselenggarakan secara kolaborasi antara Timja Kerasulan Kemasyarakatan, Pewartaan, OMK dan Timja Pengembangan Sendang Jatiningsih. Sosialisasi ASG menjadi program Pewartaan dan Kerasulan Kemasyarakat karena menyambut Bulan Katekese ASG, yaitu bulan Agustus. Keterlibatan Sendang Jatiningsih karena diikutsertakan dalam rangkaian kegiatan hari jadi Sendang Jatiningsih pada 8 September. Keterlibatan OMK karena sasaran sosialisasi ASG adalah kaum muda. Ada 3 tema yang dibahas dari 12 tema Ajaran Sosial Gereja yang dikemas untuk kaum muda dalam buku DOCAT. Tigas tema tersebut adalah, Prinsip-prinsip Ajaran Sosial Gereja; Kekuasaan dan Moralitas, kemudian Pekerjaan dan Panggilan.

Untuk Sessi pertama, Prinsip-prinsip Ajaran Sosial Gereja menghadirkan Diakon Agustinus Daryanto, SJ dari Kolese St.Ignatius. Diakon Daryanto menbatakan bahwa Ajaran Sosial Gereja lahir, karena Gereja berada di dunia, sehingga mesti terlibat dalam kehidupan dunia. Keprihatinan masyarakat dunia menjadi keprihatinan Gereja. ASG dirumuskan lebih jelas saat adanya revolusi industry di Eropa. Dengan revolusi industry dan munculnya pabrik-pabrik, tenaga manusia menjadi kurang dihargai, ketidakadilan terjadi, martabat manusia menjadi direndahkan. Lalu Bapa Paus Leo XIII mengeluarkan Ensiklik Rerum Novarum pada tahun 1891. Ensiklik Rerum Novarum dengan tegas menentang mengkoreksi kondisi-kondisi yang tidak manusiawi akibat industry. Disebutkan juga 4 prinsip Ajaran Sosial Gereja, yaitu: Martabat pribadi setiap manusia, Kesejahteraan umum, Subsidiaritas dan Solidaritas

Foto bersama, peserta, narasumber dan panitia

Sessi kedua tentang Kekuasaan dan Moralitas, menghadirkan 2 narasumber yang mempunyai “kekuasaan” di instansi pemerintah. Bapak Aloysius Ferry Hermanto, S.IP, M.As.Gov, pejabat di Kapanewon Minggir dan bapak Ds.Wasesa, SH, Kepala Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah, Pemkot Yogyakarta. Alumni Pemuda Katolik Yogyakarta. Keduanya sepakat bahwa kekuasaan itu berkecenderungan korup. Dalam pemerintahan sudah dibuat berbagai macam aplikasi untuk pencegahan korupsi. Namun demikian kalau yang sedang berkuasa itu berniat melakukan tindakan koruptif ya mencari bagaimana caranya. Tindakan koruptif itu bisa korupsi uang, gratifikasi, penyalahgunaan wewenang, dsb. Untuk itu seseorang mesti memperkuat moralnya sejak dini, dan dari rumah. Sebagai ASN agar tidak terjatuh pada tindak korupsi pak Ferry berpegang pada ayat “…Jangan merampas dan jangan memeras dan cukupkanlah dirimu dengan gajimu” (Lukas 3:14). Sedangkan pak Wasesa dengan selalu meningkatkan disiplin diri, integritas dan doa. Berani mengatakan tidak jika tidak dan benar jika benar. Ketika ditanya, apakah tidak takut kehilangan jabatan ketika mempertahankan kebenaran dan keadilan, ditengah arus jaman ini? Keduanya sepakat tidak takut kehilangan jabatan, karena ada dalam jalan kebenaran.

Yolanda Chesa Anggiya (berdiri) sedang sharing pengalaman Pekerjaan dan Panggilan
Duduk di belakang dari kanan: F.Bagus Efendi, V.Budianto, G.Indra Widi Tamtama
Duduk paling kiri N.Bayu Adinugraha, Moderator.

Sessi ketiga, sharing pengalaman senior-senior OMK tentang Pekerjaan dan Panggilan. Mereka adalah Frederikus Bagus Efendi, Kepala Dukuh Dusun Pranan dan Gobogan, aktivis OMK sebagai Ketua Bidang Pengembangan Minat dan Bakat, pelatih futsal. G.Indra Widi Tamtama, dosen di UKDW, Ketua Bidang Organisasi, Keanggotaan dan Kaderisasi Pemuda Katolik Komda DIY, Komsos Paroki Klepu, Komsos Keyobar, relawan Pegasus. Yolandha Chesa Anggiya, Tenaga Kependidikan P2TKP Univ.Sanata Dharma, Wakil Ketua OMK Klepu 2018-2021 dan Koordinator Lektor Paroki Klepu 2014-2021. Valentinus Budianto, jabatan Founder ValentCraft dan Kasihingorganizer, pengalalaman organisasi, Komisi Kepemudaan Kevikepan Yogyakarta 2016-2020, Pengurus OMK Klepu 2018-2021, Pengurus Dewan Pastoral Paroki Bidang Liturgi 2018-2021, Bidang Pewartaan Timja Multi Media 2022-2025, Karang Taruna Diro dan Fasilitator Desa Wisata.

Mereka menyatakan bahwa pekerjaan (profesi) yang digeluti ini ada yang sesuai dengan cita-citanya namun ada yang tidak sesuai dengan cita-citanya. Profesi yang digeluti juga tidak selalu sesuai dengan basic Pendidikan. Namun mereka sepakat, melalui permenungannya, profesi yang dijalani saat ini juga sebagai bentuk panggilan dan diutus oleh Tuhan. Menjawab tanggapan peserta yang menyatakan sekarang ini lebih dicari kaum muda yang dapat menciptakan lapangan pekerjaan, Bagus yang kepala Dukuh “saya sebagai Kepala Dukuh juga menciptakan pekerjaan, bukan hanya yang wiraswasta. Sebagai Dukuh saya menumbuhkan UMKM, ini juga lapangan pekerjaan”.  Menanggapi ini Gabriel mengatakan bahwa semua profesi itu sama mulianya. Juga penting setiap pemuda mempunyai kemandirian. Kalau profesi disadari sebagai bentuk panggilan, maka dimanapun berada tetap menjadi berkah bagi lingkungannya, bonum commune atau demi kesejahteraan umum, salah satu prinsip Ajaran Sosial Gereja, dan tentu saja Ad Mayorem Dei Gloriam (Untuk Kemuliaan Allah).

Dito & Friends beraksi memeriahkan sarasehan

Sarasehan diikuti oleh mayoritas kaum muda dan dihadiri Wakil Ketua Dewan Pastoral Paroki bapak Sukmono, Ketua Bidang Pelayanan Kemasyarakatan bapak H.Sudarto. Ketua Bidang Pewartaan Ibu Agnes Winarsih, Ketua Timja Kerasulan Kemasyarakatan bapak Y.Nursetiyawan, Pengurus OMK, Pengurus Sendang Jatiningsih. Dimeriahkan juga oleh group music Dito & Frinds.

 

Posting Komentar untuk "KEKUASAAN, MORALITAS, PEKERJAAN DAN PANGGILAN"