Dialog Kebangsaan dan Pemanfatan Buah Maja

Para peserta dialog kebangsaan dan pemberdayaan masyarakat ekonomi kreatif

Minggu 23 Oktober 2022, bertempat di Sanggar Paguyuban Penghayat Kapribaden DIY, telah berlangsung dialog kebangsaan dan pengembangan ekonomi kreatif. Dialog kebangsaan dan pengembangan ekonomi kreatif menghadirkan narasumber dari B.Wibowo Suliantoro dan Kianto Atmaja, keduanya dosen Universitas Atmajaya Yogyakarta. Ibu Triyani dari Paguyuban Penghayat Kapribaden, koordinator pelaksanaan dialog dan pengembangan ekonomi kreatif ini menjelaskan bahwa Paguyuban Penghayat Kapribaden ini berpusat di Purworejo, sedangkan sanggar ini untuk tingkat DIY. Anggota penghayat tersebar di wilayah Indonesia dan sudah berbadan hukum.

Sesepuh Paguyuban Penghayat Kapribaden, dari kiri bapak Agus, bapak Paridi dan bapak Wasito

Dalam dialog kebangsaannya, pak Bowo Suliantoro mengingatkan kepada para peserta tentang bahaya yang mengancam bangsa Indonesia yaitu perpecahan bangsa dan NKRI. Kemudian dipaparkan tanda-tanda akan kehancuran sebuah bangsa yang dikatakan oleh Thomas Lickona, yaitu: meningkatnya perilaku kekerasan dan merusak di kalangan remaja dan pelajar; penggunaan Bahasa yang memburuk (ejekan, makian, dll); pengaruh teman lebih kuat dari pada orang tua dan guru); meningkatnya perilaku menyimpang (sex bebas, penggunaan obat terlarang dan narkotika); merosotnya perilaku moral dan meningkatnya egoism pribadi, kelompok atau golongan; menurunnya rasa bangga, cinta tanah air dan cinta bangsa; rendahnya rasa hormat pada orang lain, orang tua dan guru; meningkatnya perilaku merusak kepentingan umum; merosotnya moral dan kejujuran di segala lapisan masyarakat; semakin maraknya rasa saling curiga, membenci, intoleransi, dan memusuhi antar warga yang bernuansa sara (kekerasan sara).

Menutup paparannya pak Bowo menekankan arti penting ke depan, kita perlu mendukung  serta memilih pemimpin Indonesia yang memiliki wawasan kebangsaan, sanggup mengayomi, melindungi dan berbuat adil terhadap semua warga, berpihak pada kesejahteraan umum (bonum commune), serta tidak sektarian

Tanda-tanda ini hampir kita temui dalam kehidupan masyarakat kita. Kekerasan dan merusak fasilitas umum yang dilakukan para pelajar di Yogyakarta sangat memprihatinkan. Di dunia media sosial, kita temui berapa ribu postingan yang bernada kebencian, hoax dan mengandung kekerasan. Hal ini perlu kita waspadai dan dihilangkan.

Pak Kianto dengan buah Maja

Sementara itu pak Kianto, mengajak kita semakin kreatif memanfaatkan karunia-karunia Tuhan yang berupa tumbuhan dan buah-buahnya. Salah satu buah yang dimasyarakat hanya dibuang, tetapi sebenarnya bermanfaat bagi hidup kita. Tuhan itu sungguh pengasih dan penyayang, Tuhan menciptakan manusia dan menyediakan segala sesuatunya untuk kehidupan manusia, tetapi manusia tidak tahu dan menyia-nyiakan. Dengan gayanya yang akrab, pak Kianto demo membelah buah maja, yang dikenal masyarakat pahit rasanya, kemudian dimakan. Kecuali itu juga membagikan minuman dari buah maja, dan masker dari buah maja untuk mengencangkan kulit.

Penyelenggaraan ini juga atas kerjasama dengan Ganjar Perkasa Nusantara DIY, Bidang Pemberdayaan Masyarakat dan Perempuan. Hadir dari GPN DIY,  ibu Susi, Sekretaris Umum, pak Djoko Purwono. Gandung Sukaryadi (swar.pgd).

 

Posting Komentar untuk "Dialog Kebangsaan dan Pemanfatan Buah Maja"