Adigang adigung adiguna

Selamat pagi Nusantara, salam damai sejahtera

"Adigang adigung adiguna" merupakan peribahasa dalam bahasa Jawa. Menurut Kamus Bahasa Jawa-Indonesia, Tim Balai Bahasa DIY, adigang artinya menyombongkan diri yang terkait dengan kepandaian, dan kekuasaan. Sifat ini digambarkan atau dilambangkan dengan kijang. Kijang memiliki cula atau tanduk yang bercabang dan tinggi. Jadi seperti mahkota yang indah, menunjukkan sebuah kekuasaan. Kecuali itu kijang bisa berlari cepat. Adigung dalam kamus yang sama dimengerti sebagai bentuk menyombongkan diri dalam kaitannya dengan kedudukan, pangkat dan status sosial. Ini digambarkan dengan gajah. Gajah itu berperawakan besar, kokoh dan boleh dikatakan tak tertandingi oleh binatang besar lainnya. Adiguna dimengerti sebagai penyombongan diri terkait dengan kepandaian, kesaktian dan kecerdikan. Digambarkan dengan binatang ular. 

Peribasa ini mengingatkan kepada kita agar tidak tergoda untuk menyombongkan diri, atau menggunakan kewenangan, kekuasaan, kepandaian, dan kekuatan untuk hal-hal yang mencelakakan bagi hidup orang lain. Karena kekuasaan, kepandaian, kewenangan dan kekuatan itu tetap ada batasnya. Para leluhur kita mengingatkan dengan "dina nase" (hari naas). Kijang dikenal dengan larinya yang sangat kencang. Namun demikian ada waktunya kijang terkejar oleh oleh harimau dan diterkam menjadi makanannya. Gajah yang demikian besar, dan bisa dikatakan bahwa gajah adalah binatang paling besar diantara binatang-binatang hutan. Namun kita akrab dengan dongen anak yang kita dengar dari bapak ibu guru ketika Taman Kanak-kanak, binatang gajah itu dikalahkan oleh semut yang kecil. Juga dalam permainan bocah "hompipah dan pingsut". Ada ibu jari, ada telunjuk dan ada kelingking. Jika sut, ibu jari akan menang dengan telunjuk, telunjuk akan menang dengan kelingking, dan kelingking akan menang dengan ibu jari. Mengapa ular menjadi lambang adiguna? Ular itu punya bisa yang sangat berbahaya dan mematikan. Kepandaian seseorang itu sangat bermanfaat bagi kehidupan, namun bisa disalahgunakan menjadi senjata yang membunuh kehidupan.

Watak "adigang adigung adiguna" pada saat ini justru semakin banayk dipraktekkan. Dengan menunjukkan kekuasaan, kekuatan dan kecerdikannya untuk hal-hal yang merugikan kehidupan masyarakat. Orang merasa paling benar, merasa paling berhak, merasa paling bisa, merasa paling berkuasa untuk berbuat sesuatu. Ketika itu dilakukan maka merusak tatanan kehidupan bersama, bertolakbelakang dengan nilai-nilai kemanusiaan seperti kejujuran, kebenaran, kasih dan merendahkan martabat kemanusiaan. 

Tindakan sekelompok orang yang mencegat, merampas, pemungutan liar dan merusak bantuan (dalam bentuk apapun) bagi para korban bencana merupakan wujud tindakan yang "adigang adigung adiguna". Mereka telah merampas hak orang lain, menodai tatanan dan kerukunan hidup bersama serta memecah persatuan dan kesatuan bangsa. Hal ini harus dihentikan oleh negara yang mempunyai kewenangan membuat dan mengatur tatanan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. 

Salam pro bono publico

Posting Komentar untuk "Adigang adigung adiguna"