“Aufklarung” dan “berbudi”

Selamat pagi saudara se Nusantara, salam damai sejahtera

Kata Aiufklarung berasal dari Bahasa Jerman yang artinya “Gerakan yang menekankan pada penggunaan akal budi; mendorong penyelidikan segala sesuatu di alam sekitar; dan menganjurkan semangat kritis di pemikiran. Istilah ini berkembang di abad 18, dan oleh Sukarno, Proklamator dan Presiden Pertama NKRI sering menggunakan kata ini dengan Pancasila. Kurang lebih Sukarno sering mengatakan bahwa Pancasila sebagai aufklarung bangsa Indonesia. Artinya bahwa Pancasila menjadi sebuah gerakan bangsa yang menekankan pada penggunaan akal budi. Hal ini juga selaras dengan ajaran para leluhur bangsa Indonesia yang selalu menekankan pada penggunaan akal budi dalam segala sesuatunya.

Dalam Bahasa Jawa dikenal peribahasa “berbudi bawa laksana” dan dalam Bahasa Indonesia ada istilah “berbudi pekerti luhur”. Ini mempunyai arti yang selaras. Peri Bahasa ini menunjukkan sebuah karakter manusia yang diharapkan oleh para leluhur bangsa Indonesia. “berbudi”  dari kata “luber” yang berarti melimpah. Budi dalam KBBI disebutkan sebagai alat batin yang merupakan paduan akal dan perasaan untuk menimbang baik dan buruk. “Bawa” dapat berarti suara, memulai, watak, keadaan. “Laksana” artinya Langkah, atau tindakan. Jika diartikan bebas “berbudi bawa laksana” artinya  segala perkataan dan perbuatan dipimpin oleh kemurahan hati,  akal budi, pertimbangan baik dan buruk.

Akal budi selalu berkembang seiring dengan perkembangan pribadi manusia dan jamannya. Selanjutrnya perkembangan akal budi akan menjadikan seseorang peka atau kritis dalam pemikiran dan olah rasanya. Saya berfikir inilah menghidupi Pancasila dalam kehidupan sehari-hari. Hidup kita dalam bermasyarakat selalu menekankan dan mendasarkan pada penggunaan akal budi, dan bukan hanya pasal-pasal yang tertulis  (tekstual), tetapi menjadi kontekstual.

Disini menjadi menjadi relefan peribahasa “berbudi bawa laksana” dan istulah “aufklarung”, karena saat ini semakin banyak gerakan yang menekankan penggunaan kekuasaan, kepentingan golongan atau ambisi pribadi. Akan semakin membuat runyam kalau gerakan hanya menekankan pada dalil-dalil yang sudah tidak relevan dengan perkembangan jaman dan bertentangan dengan nilai-nilai kemanusiaan.

Selamat berkarya dengan akal budi sehat.

 

 

 

  

Posting Komentar untuk "“Aufklarung” dan “berbudi”"