Gereja Mempercayakan Kepada Awam.

Pius Isak Dumatubun sedang memberikan pemaparan hasil Sidang KWI 2023, kepada pesetta

Gereja mempercayakan keterlibatan dalam ruang publik itu sebagai bidang khas kaum awam. Kaum awam dipanggil menjalin kesucian hidup Kristiani melalui keterlibatannya untuk mempersembahkan dan menyucikan dunia”  Demikian diungkapkan oleh Pius Izak Dumatubun, dalam sarasehan sosialisasi Nota Pastoral KWI (Konferensi Wali Gereja) 2023, kepada Pengurus Lingkungan, Orang Muda Katolik dan Perangkat Desa (RT, RW, Dukuh dll) di Paroki St.Petrus dan Paulus Klepu. Sarasehan dilaksanakan pada hari Minggu sore pukul 19.00-21.00.

Ada hal-hal penting yang disampaikan dalam Nota Pastoral KWI 2023, antara lain, dengan judul pesan yaitu: “Berjalan Bersama Menuju Indonesia Damai”. Bisa dikatakan Indonesia sedang tidak baik-baik saja, sedang tidak rukun dan tidak damai. Benar bahwa Indonesia sedang tidak baik-baik saja, masih ada keprihatinan dimana-mana. Keprihatian luar negeri: perang antara Rusia dan Ukraina, perang Israel dan Palestina, ekonomi dan sosial belum pulih karena Covid 19. Masalah internasional ini kita tidak berdaya menghentikan selain bantuan kemanusiaan. Kita menyadari bahwa kita tidak bisa mengintervensi internal negara lain. Tetapi perang harus dihentikan demi menghormati martabat manusia.

Keprihatinan dalam negeri: masalah Papua perlu mendapatkan perhatian khusus karena masih ada konflik bersenjata dengan KKB (kelompok kriminal bersenjata). Pemerintah perlu duduk bersama dengan setiap kelompok. Belajar  dari penyelesaian konflik di Aceh, dengan melibatkan semua stake holder. Mereka pasti punya cara-cara bijak untuk menyelesikan sengketa tersebut, demi terwujudnya perdamaian. Kami ingin agar memperlakukan  anak-anak dan kaum perempuan secara terhormat dan bermartabat. Untuk melindungi anak-anak dan kaum perempuan, Pemerintah harus memberi hukuman berat bagi pelaku Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT), pelecehan seksual dan perdagangan orang. Kaum muda, bukan hanya pemilik masa depan melainkan juga pemilik masa kini. Jika kaum muda salah arah, kehidupan masa depan bangsa juga akan rusak.

KWI juga memiliki keprihatinan mendalam akan pelaksanaan Pemilu 14 Februari 2024 mendatang. Pemilu yang memilih presiden/wakil presiden, anggota PDP, DPR, DPRD Propinsi/Kota/Kabupaten akan  menghabiskan triluyan rupiah.. Setelah itu kita akan mengadakan pemilihan kepala daerah pada tanggal 27 November 2024. Ada 548 Kepala Daerah (37 Gubernur, 415 Bupati dan 93 Walikota). Beaya yang besar tersebut akan sia-sia jika kita tidak mendapatkan pemimpin yang jujur, adil dan merakyat. Akan sia-sia kalau mendapatkan wakil-wakil rakyat yang doyan korupsi, dan makan uang rakyat.

Diskusi bersama

Selain itu bahaya perpecahan bangsa juga mengancam, politik identias dan kecurangan-kecurangan pemilu mengintip dan akan merusak persatuan dan kesatuan nasional. KWI berharap dalam kondisi apapun persatuan dan kesatuan harus tetap terjaga dan jangan sampai pecah. Maka dalam kesempatan ini KWI memberikan rambu-rambu dan mendorong umat terlibat aktif untuk melahirkan  pemimpin baru dengan  memilih  calon presiden dan  calon wakil presiden  yang akan kita pilih dengan ketentuan sebagai berikut: memegang teguh Pancasila dan UUD NRI 1945, menghormati kebhinekaan; memiliki integritas, mengutamakan kepentingan nasional di atas kepentingan pribadi atau golongan; mempunyai keberpihakan kepada kaum kecil-lemah-miskin-tersingkir-difabel; memiliki rekam jejak yang terpuji; menjunjung tinggi martabat manusia dan hal asasi manusia; memperhatikan lingkungan hidup dan menjaga keutuhan alam ciptaan.

Pertemuan dihadiri juga oleh Ketua Dewan Pastoral Paroki, Ketua Bidang Kemasyarakatan, dan Timpel serumpun yaitu, Timpel KPKC dan Timpel HAK. Pertemuan yang dimoderatori A.Gandung Sukaryadi itu diakhir tepat waktu pukul 21.00. 

 

 


 

Posting Komentar untuk "Gereja Mempercayakan Kepada Awam."