Para narasumber diskusi "Kelas Eksperimen Wujud Pendidikan Karakter yang Holistik"
Wates 27/01/2024 –Tim
Peduli Pendidikan Paroki Wates berkerja sama dengan SMP Kanisius Wates menyelenggarakan
Seminar Pendidikan di Aula Ibuning Pirembag Sae Paroki Wates. Seminar
Pendidikan ini mengangkat tema “Kelas Eksperimen Wujud Pendidikan
Karakter yang Holistik” dan
melibatkan 173 orang peserta yang terdiri dari Kepala Sekolah, Guru, wali murid
dan Pemerhati Pendidikan di Wilayah Wates, Kulon Progo.
Tema seminar pendidikan ini diangkat sebagai alternatif metode yang
dapat diimplementasikan dalam mengembangkan karakter anak yang holistik.
Pengembangan karakter anak menjadi bagian penting dalam perwujudan pendidikan
di Sekolah. Oleh karena itu, seminar ini menggundang tiga pembicara, yaitu Arif
Prastowo, S.Sos., M.Si selaku Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olaharaga Kabupaten
Kulon Progo, Romo Basilius Edy Wiyanto, Pr M.Hum selaku Praktisi Pendidikan,
dan Rian Antony, M.I.Kom, selaku mahasiswa Doktoral Universitas Negeri
Yogyakarta.
Acara ini diawali dengan sambutan dari Ketua Tim Peduli Pendidikan
Paroki Wates, sekaligus Kapolsek Wates, Kompol Stefanus Sudarsono. Ia menyampaikan
pentingnya sekolah dalam membentuk karakter siswa yang baik sehingga mampu berpartisipasi
aktif dalam mengembangkan kemajuan dan ketertiban dalam masyarakat.
“Sebagai seorang polisi, saya memiliki kewajiban untuk berperan aktif
dalam mengembangkan kemajuan masyarakat, khusunya di wilayah Wates. Oleh karena
itu, peran serta sekolah menjadi bagian penting untuk mewujudkan kemajuan ini
melalui pengembangan karakter anak yang holistik”
Kemudian acara dibuka oleh Pastor Paroki Wates, Rm. Dr. Aloysius Budi Purnomo, Pr. Dalam sambutannya, ia berpesan pentingnya pengembangan karakter anak yang holistic-integral sebagai perwujudan Pendidikan yang mendukung semangat ekologis religious. Menurutnya, Pendidikan sudah seharusnya diarahkan pada pengembangan karakter holistik integral dan itu hanya dapat diwujudkan dengan keterlibatan semua pihak untuk mengembangkan pendidikan ke arah yang lebih baik.
Para narasumber menerima kenang-kenangan dari panitia
Setelah itu, acara ini dilanjutkan dengan pemaparan materi dari para
pembicara. Sebagai pembicara pertama, Rian Antony membahas tentang pentingnya
memahami karakter generasi alpha dalam mengembangkan pendidikan yang relevan
dengan kebutuhan dan kondisi mereka. Ia juga menambahkan pentingnya integrasi
teknologi dalam proses pembelajaran sehingga mampu memberikan peluang besar
bagi inovasi dan keberhasilan pembelajaran. Namun, ia juga menekankan
pentingnya tanggung jawab dan etika dalam pemanfaatan tekologi di dalam proses
pembelajaran.
“Di era saat ini, integrasi teknologi dalam pembelajaran mengharuskan seorang
guru untuk mampu beradaptasi dengan perkembangan teknologi yang semakin maju. Ini
penting di tengah perkembangan Artificial Intelegent yang memudahkan setiap
orang mengerjakan segala sesuatu dengan lebih praktis dan cepat. Oleh karena
itu, peran Guru menjadi penting untuk mengajak siswa dalam memanfaatkan
teknologi dengan bertanggung jawab dan beretika.”
Pemaparan selanjutnya disampaikan oleh Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda,
dan Olaharaga Kulon Progo. Di dalam pemaparannya ia menyampaikan arah pendidikan
di Kulon Progo yang lokal tetapi menglobal. Ia memberikan contoh-contoh metode pembelajaran
menarik yang terapkan oleh berbagai di sekolah di wilayah Kulon Progo. Oleh
karenanya, ia menantang para peserta yang hadir untuk berinovasi dalam
mengembangkan sekolah yang unggul dan kreatif sehingga menjadi tempat yang menyenangkan
bagi anak.
“Di wilayah Kulon Progo, beberapa sekolah sudah menerapkan metode
belajar yang menarik, di mana dinamika pembelajarannya mengajak anak untuk
bereksloprasi di alam. Proses ini semakin menarik dengan keterlibatan anak,
orang tua, dan masyarakat dalam proses pembelajaran. Dinamika pembelajaran
seperti ini penting untuk mengembangkan karakter anak yang positif. Oleh karena
itu, mari berinovasi untuk mengembangkan sekolah yang menyenangkan bagi anak”
Pemamparan terakhir disampaikan oleh dari Romo Basilius Edy Wiyanto, Pr
M.Hum selaku Praktisi Pendidikan. Di dalam paparannya, ia mengkritik praksis pendidikan
yang masih berorientasi pada kecerdasan intelektual namun mengabaikan kemampuan
untuk mengelola emosi, berinteraksi dengan orang lain, atau menemukan makna
hidup. Oleh karena itu, ia menawarkan, kelas eksperimen sebagai jawaban dalam
pembelajaran yang beroreintasi pada pemekaran diri anak melalui pengalaman
perjumpaan dan ujicoba kreasi-ide sehingga anak mampu berkreasi dan berinovasi
dalam kerangka aktivitas yang positif.
“Saya melihat bahwa praktik pendidikan masih banyak berfokus dalam mengembangkan kemampuan akademik anak tanpa banyak menyentuh aspek lain seperti kemampuan teknis dan kemampuan non akademik, padahal kemampuan ini sangat penting bagi kehidupan sehari-hari anak. Kelas eksperimen yang menjadi tawaran dalam seminar ini memberikan alternatif baru dalam menjalankan pendidikan yang mengarah pada perkembangan karakter anak secara holistic sehingga mampu berkembang dan adaptif dengan perubahan zaman. (Tim Peduli Pendidikan Paroki Wates)
Posting Komentar untuk "Wujudkan Pendidikan Karakter yang holistik"