Finding God in Art and Culture

Di podium Vero (moderator), Ac.Andre Tanama (tengah) dan Fr.Robert (kanan)

Finding God in Art and Culture (Menemukan Tuhan dalam seni dan budaya), itulah tema jumpa akrab Mahasiswa Institut Seni Indonesia Yogyakarta, Minggu 27 Oktober 2024, di Aula Pasca Sarjana Seminari Tinggi St.Paulus Kentungan Yogyakarta. Acara dipandu oleh Pengurus KMK dan diikuti oleh sekita 120 an mahasiswa Katolik ISI Yogyakarta. Dalam jumpa akrab ini kecuali mengakrabkan dengan berbagai game, juga mengundang narasumber Ac.Andre Tanama, dosen ISI Yogyakarta dan Fr.Roberthus Kalis Jati Irawan, SJ.,S.Fil.,S.T.B. serta para alumni KMK ISI Yogyakarta.

Andre yang telah melanglang buana dengan karyanya, menjelaskan bahwa sejak awal kuliah sudah melukis wajah Yesus, dan selalu ada wajah Yesus dan salib dalam lukisannya. Seniman dan pemuka agama apa saja sebenarnya sama, mengolah rasa. Seni dan budaya itu mengolah rasa, sedang beriman juga mengolah rasa. Disinilah letaknya; kalau seni itu bebas dan Merdeka, tetapi tentu pada wilayah kebaikan. Tidak ada kok seni yang merusak keindahan. Jadi kebebasan itu dikongkritkan pada kebaikan dan kebenaran. Jangan lupa pula dalam hal berseni kita mesti berprinsip dalam Yesus bersaudara, artinya kita terbuka pada siapa saja, apa saja, Dimana saja dan kapan saja.

Para mahasiswa Katolik ISI Yogyakarta

Frater Robert, yang publikasinya antara lain “Estetika sebagai ilmu Pengetahuan tentang Ekspresi dan Linguistik” dan “Pagoejoeban Ngoendjoek Tjioe” dan masih banyak serta beberapa pentas teater, mengatakan bahwa Gereja Katolik itu pusat dan sumber seni. Dari sujud, berdiri, menyembah, jengkeng itu menjadi inspirasi koreografi. Banyak karya pentas yang bersumber pada Kitab Suci. Dalam hal berkarya, jangan lupa berdoa, dengan berdoa kita mesti ingat siapa diri kita dan siapa yang mencipta.

Jumpa akrab ditutup dengan perayaan Ekaristis yang dipimpin oleh Rama Ag.Daryanta, SJ, Rama Komisi Kerasulan Mahasiswa Yogyakarta, yang berpusat di jalan dr.Wahidin 54 Yogyakarta. Ags.

   

Posting Komentar untuk "Finding God in Art and Culture"