Dari kiri: Wahyudi Anggoro Hadi cawabub dari paslon 1, Abdul Halim Muslih cabub dari paslon 2, Rony Wijaya Indra Gunawan dan Joko B Purnomo cawabub/cabub paslon 3. |
Bantul, 19 Oktober 2024. “Salam Pancasila, salam bahagia. Mengutip pidato Bapa Suci Fransiskus dihadapan Presiden Joko Widodo dan jajarannya yang dalam kunjungannya 4-6 September 2024, beliau mengatakan bahwa kegiatan politik adalah jalan mulia untuk membawa orang pada kesejahteraan umum.” Demikian Rama R.Yudono Suwondo, pr Vikep Yogyakarta Barat mengawali sambutannya pada acara temu para paslon Bupati/Wakil Bupati Bantul dengan Forum Masyarakat Katolik Indonesia (FMKI) Bantul, 19 Oktober 2024 di Balai Desa Banguntapan Bantul.
Selanjutnya
Rama Wondo mengharapkan kepada para paslon, untuk memiliki visi kebangsaan dan kepemimpinan
yang memberdayakan Masyarakat agar Masyarakat juga mencintai daerahnya. Merawat
kesejahteraan, baik kesejahteraan Rohani dan jasmani, merawat persaudaraan dan nguwongke.
Merawat lingkungan hidup dan keutuhan ciptaan, yang gunung ya biarlah tetap
gunung, yang Pantai ya biarlah tetap Pantai, tidak usah diuruk nanti pantainya
rusak. Tinggalkan ego anda, karena bigitu muncul ego yang lain pasti akan musna.
Utamakan kerendahanhati, karena rendah hati akan menumbuhkan keutamaan-keutamaan
hidup.
Kami
senang melihat anda bisa berpelukan masing-masing diantara paslon, itu
menujukkan persaudaraan, dan ini memberikan wajah Bantul yang gagah dan
mempunyai kewibawaan. Semoga perayaan demokrasi ini sungguh-sungguh mewujudkan
Bantul yang betul ayom (teduh),
mengayomi seluruhnya; ayem (hati tentrem); asri (tanaman indah); dan merbawani. Suasana ini akan menjadikan Masyarakat
(termasuk dalamnya Masyarakat katolik) menjadi Bahagia, berpartisipasi dan
melibatkan diri dalam Pembangunan daerahnya.
Senada
dengan Rama Vikep, Rama Sapta sebagai Ketua PK3 Kevikepan Yogyakarta Barat,
mengatakan “Dalam Ensiklik Fratelli Tuti, Paus Fransiskus mengatakan bahwa politik
adalah kasih yang dipraktekkan. Politik adalah kasih yang diperluas, untuk
kesejahteran umum yang menyentuh semua manusia”. Sekanjutnya rama Sapta
berharap bahwa para paslon semua memiliki niat baik untuk membangun Bantul, masyarakat
dan alamnya, semuanya menjadd baik.
Suasana
ini indah, Karena semua bisa mengemukakan apa saja yang akan membuat Bantul
maju. Kami berharap apabila nanti terpilih supaya mau membuka diri visi misi yang
ada pada paslon lain untuk disertakan dalam programnya. Ini terkait kerendahan
hati. Masyarakat katolik di wilayah Bantul akan menyediakan diri dalam segala
upaya pemerintah di Bantul. FMKI (Forum Masyarakat Katolik Indonesia) Bantul
memiliki keterbukaan hati untuk dilibatkan.
Visi
misi akan terwujud dalam Perda. Kami terbuka bila diajak dalam penyusunan Perda
agar perda menjadi berdaya guna. Kami terbuka bila diajak dalam penyusunan
Perda agar perda menjadi berdaya guna untuk memajukan Bantul. Kalau dilibatkan
maka semua akan merasa memiliki. Semoga yang terpilih akan menjadi bapak bagi
tidak saja yang memilih tetapi juga bagi yang tidak memilih.
Berdiri dari kanan no.4, Rony Wijaya Indra Gunawan, Joko B Purnomo, Rama Yudono Suwondo,
Abdul Halim Muslih, Rama Sapta (batik) Wahyudi Anggoro Hadi dan
Hasta Wening (Ketua FMKI Bantul).
Selanjutnya
dari masing-masing paslon memperkenalkan diri dan memaparkan program-programnya.
Paslon
1, Untoro Haryadi dan Wahyudi Anggoro Hadi. Ada 4 perbaikan infrastruktur :
politik, ekonomi, sosial (pemberdayaan dan restorasi sosial), teknologi (sistem
data dan informasi). Pancacita untuk perbaikan infrastruktur. Mewujudkan Bantul
yang melayani (watak pemimpin/pemerintahan adalah abdi/pelayan untuk mengurusi
Masyarakat); rumah dinas Bupati sebagai rumah rakyat (terbuka untuk Masyarakat
menyampaikan aspirasinya). Merubah pola relasi antar warga dan negara. Tata
kelola perijinan: sistim perijinan belum baik sampai ada kepastian. Bantul berdikari terkait ekonomi. Angka
kemiskinan Bantul lebih rendah di nasional tapi Bantul penyumbang kemiskinan
tertinggi di DIY. Optimalkan kawasan industri
sebagai pengembangan titik ekonomi termasuk pantai selatan. Memanfaatkan
bentang pantai tapi juga bentang budaya, pariwisata dll sebagai sumberdaya. Optimalisasi
kawasan industri dan penataan pantai selatan. Biasanya ada tuntutan sehingga
ada keterbasan misal aturan umur untuk tenaga kerja dll. Mendorong adanya titik
titik pusat pertumbuhan ekonomi baru di pedesaan. Wonokromo tiap hari butuh 600
domba, sementara ini di dapat dari luar Bantul. Menjadi Bantul yang berdikari. Bantul
yang sehat. Tidak hanya soal akses layanan kesehatan, tetapi terkait juga sakit
generatif yang tidak tercover BPJS. Karena adanya keterbatasan, maka akan ada 1
desa 1 perawat lansia, psikolog 1
puskesmas 1 pendamping. Pendidikan, satu rumah satu sarjana.
Paslon
2, Amdul Halim Musih – Aris Suharyanto, memaparkan
program-programnya antara lain: bangun jalan 600 Km, lahan pertanian 13 ribu
hektar dipertahankan dan berkelanjutan untuk ketahanan pangan dengan pembebasan
pajak lahan pertanian. Stop alih fungsi kecuali daerah urban yang mana
kebutuhan hunian terbuka; pertahankan program 50jt/pedukuhan untuk mengatasi
program pedukuhan; bangun jogging track di tiap kapanewon; tumbuhkan budaya
sehat olah raga kebugaran dan prestasi. IPM menunjuk ke makin sehat, panjang
usia, tahan dari penyakit. Rata-rata umur warga Bantul 74 th yang
semula 63/64 th. Bangun kawasan industri
di Srimulyo Piyungan 25hektar. Keharmonisan warga Bantul yang toleran dan harmonis
perlu dijaga dan dimulai dari pimpinannya.
Paslon
3, Joko B Purnomo dan Rony Wijaya Indra Gunawan. Negara Berketuhanan yang Maha
Esa, menjamin setiap pemeluk melaksanakan agamanya masing-masing. Forum ini
sangat penting, karena menunjukan semua elemen agama berkempatan ikut serta
membangun sesuai tagline ini. Saat menjadi Wabup hingga sekarang Bantul tidak ada
intoleransi. Penempatan pegawai ASN katolik di kabupaten Bantul bisa duduk dijajaran
strategis. Dinamika politik di Bantul sangat dinamis. Agama bukan sebuah alat
utk kepentingan politik. Tapi bagaimana para pemeluk menjadi mitra pemerintah untuk
mewujudkan tagline. Sebagai pengurus partai ada DPR 20 di DPRD Bantul, DPRD DIY, DPR RI ada perwakilan anggota yang katolik. Komitmen
seluruh pemeluk agama di Bantul harus mendapat hak anggaran yang sama. Implementasi
agamis yang ada di Bantul: Tempat ibadat di Bantul sesuai aturan akan
dikeluarkan perijinannya; mendampingi Prodiakon/Pemuka Agama untuk bisa
mendampingi Masyarakat; mendampingi sekolah sekolah; dan terakhir paslan memohon
doa restu ke umat Katolik untuk mewujudkan Bantul yang agamis, toleran dan
membangun Masyarakat damai sejahtera, aman dan tenteram. asg
Posting Komentar untuk "Politik; Jalan Mulia Untuk Membawa Pada Kesejahteraan Umum."