Purwakarta, Jumat 16 Mei 2025 — Senja yang tenang di Paroki Salib Suci Purwakarta berubah menjadi malam penuh cahaya rohani dalam perayaan Misa Yubileum Kedua yang diadakan dengan meriah dan penuh semangat. Perayaan dimulai pukul 18.30 WIB dengan Doa Rosario yang dipimpin oleh Lingkungan Santo Paulus, yang malam itu tampil kompak dengan baju merah sebagai tanda syukur dan sukacita mereka menjadi tuan rumah. Tepat pukul 19.00 WIB, Kurban Misa Kudus dimulai, dipimpin langsung oleh Pastor Paroki, R.D. Y. Istimoer Bayu Ajie. Dalam homilinya, Pastor Bayu mengangkat permenungan dari Surat Rasul Paulus kepada Jemaat di Filipi 1:6:“Ia yang memulai pekerjaan baik di antara kamu akan menyelesaikannya pada hari Kristus Yesus.”Dengan gaya homili yang hangat dan membumi, Pastor Bayu mengajak seluruh umat untuk merenungkan makna menjadi "Peziarah Pengharapan" — umat yang tidak sekadar berjalan dalam hidup, tetapi berjalan dalam iman dan harapan akan penyertaan Tuhan.
“Kita tidak memilih ditempatkan di mana kita berada sekarang,” ujar Pastor Bayu. “Tapi Tuhanlah yang menempatkan kita di Purwakarta—bukan kebetulan, melainkan sebagai bagian dari perjalanan kita sebagai peziarah pengharapan. Di sini, kita diajak untuk terus mencari kasih, kebaikan, bahkan Indulgensi, rahmat yang memampukan kita untuk bertumbuh dalam kekudusan.”
Sebuah pernyataan sederhana namun mendalam, yang menyentuh hati umat dari berbagai lingkungan yang hadir malam itu. Lingkungan Santo Paulus yang menjadi penyelenggara utama perayaan Yubileum Kedua tampil luar biasa dalam menyiapkan koor, liturgi, dekorasi, hingga suasana perayaan. Semua dipersiapkan dengan rapi, kreatif, dan penuh semangat. Umat dari 14 lingkungan lainnya turut hadir dengan antusias, memenuhi gereja dengan sukacita dan semangat untuk merawat bumi dan merawat iman. Perayaan ini bukan hanya menjadi pengingat akan rahmat Yubileum, tetapi juga undangan untuk melihat hidup kita sebagai bagian dari rencana Tuhan yang penuh harapan, bahwa setiap langkah kecil kita, bahkan di kota kecil seperti Purwakarta, adalah bagian dari karya besar Allah.
Mari terus melangkah sebagai peziarah pengharapan!
Penulis: Yohanes Baptis
Posting Komentar untuk "Kita Tidak Memilih Dimana?"