Keluarga Katolik Berpolitik

Dari kiri: A.Gandung Sukaryadi, Yohanes Ranjaban sebagai narasumber
dan G.Indra Widi Tamtama sebagai moderator

“Bapak, ibu dan rekan-rekan muda semua, meskipun yang di depan ini dari kalangan kampus semua, bukan berarti sarasehan ini akan dibawa ke hal akademis. Percayalah kami semua juga berada di kegerejaan dan kemasyarakatan”. Demikan pengantar moderator G.Indra Widi Tamtama menghawali sarasehan Sosialisasi Panduan Pertemuan Bulan Kebangsaan dan Ajaran Sosial Gereja, yang diselenggarakan oleh Bidang Kemasyarakatan Paroki Klepu, Selasa 22 Juli 2025 di Aula Pastoran Klepu. Sarasehan tersebut menghadirkan narasumber Yohanes Ranjaban (Univ.Tehnologi Yogyakarta, FMKI Bantul, Yayasan Papa Miskin Pringgolayan) yang memberika Katolisitas dan Apostolisitas, dan A.Gandung Sukaryadi (ISI Yogya, ISKA DIY, HAK Keyobar) yang memberikan Panduan Pertemuan Bulan Kebangsaan, sedang moderator G.Indra Widi Tamtama (UKDW, Pemuda Katolik, Mulmed).


Sarasehan dihadiri oleh Ketua II DPP Paroki, Ketua Lingkungan, Pemandu Lingkungan dan OMK, serta Timpel serumpun yaitu KPKC dan HAK. Ada 114 peserta yang hadir dan separo adalah kalangan muda, usia 40 tahun kebawah. “Merupakan kegembiraan dan kebanggaan tersendiri, banyak kaum muda yang hadir” demikian dikatakan oleh Mikael Saryanta Wakil Ketua DPP Paroki St.Petrus dan Paulus Klepu.

Katolisitas maknanya, Gereja bersifat universal, umum, melampaui batas-batas geografis, budaya dan bahasa.  Katolik dari kata Yunani “katholikos” yang berarti universal atau menyeluruh. Gereja Katolik untuk segala bangsa, terbuka bagi semua suku, budaya, dan bahasa tanpa diskriminasi. Atu iman di tengah keberagaman, kesatuan dalam ajaran dan sakramen meskipun  berbeda konteks budaya. Ini bisa dibuktikan bahwa ritus liturgi, bacaan Kitab Suci satu dan sama di seluruh dunia.

Dasar biblis katolisitas adalah amanat Kristus sendiri “Pergilan, adikanlah semua bangsa murid-Mu“ (Mt.28:19). Keselamatan bukan untuk kelompok tertentu, tetapi untk seluruh umat manusia. Maka Gereja mempunyai tugas menginjli semua bangsa  secara terus menerus. Tantangan katolisitas saat ini adalah globalisasi, arus informasi, dan hubungannya dengan agama-agama lain.

Apostolisitas adalah merujuk pada asal-usul Gereja dari para rasul yang diutus langsung oleh Kristus. Gereja berdiri di atas pewartaan dan kesaksian para Rasul sebagai dasar yang kokoh. Kesinambungan Apostolik, yaitu sukesi apostolik menjaga kesinambungan ajaran dan otoritas sampai hari ini.

Dari panduan pertemuan bulan kebangsaan, yang berjudul „berjumpa dengan kasih Yesus dan bergerak di tengah masyarakat“ Perjumpaan dengan Yesus dicontohkan dalam ekaristis suci imam mengaklamasikan 2 kali damai sejahtera, yaitu saat pembukaan dan setelah doa Bapa kami, dan 3 kali mengatakan “Tuhan bersamamu“ dan kita menyambut “Dan bersama Roh-Mu“, yaitu saat akan dibacakan Injil, saat akan Prefasi dan akan berkat perutusan. Distulah kita bertemu dengan kasih Yesus. Setelah berkat imam mengatakan „misa telah selesai marilah mewartakan kasih Tuhan“, atau sejenisnya menurut isi khotbah.  Bisa juga “pergilan kalian diutus“. Diutus untuk apa? Yang macam-macam, salah satuya adalah berpolitik.


Berpolitik itu artinya terlibat dalam masyarakat, karena politik sesungguhnya adalah segala kebijakan dan tindakan untuk menuju masyarakat yang lebih sejahtera, berkeadilan dan berkeadaban. Maka kita sebagai umat dan keluarga katolik hukumnya wajib bergerak dalam masyarakat. Dari yang terkecil, RT, Dasa Wisma, Kelompok Tani, sampai pada tingkat yang lebih tinggi. Setidaknya kita dapat mempengaruhi para yang berwewenang untuk membuat kebijakan dan bertindak untuk kesejahteraan umum.

Ini harus dimulai dari keluarga, sejak dini anak-anak diajak terlibat dalam masyarakat: ikut melayat, bagi remaja perempuan diajak “rewang“ , yang laki-laki ikut kerja bakti, jaga warga atau ronda malam dsb.  Keluarga katolik menjadi “Ecclesia Domestica“, membawa langsung wajah gereja di tengah masyarakat. Keluarga katolik menjadi tempat utama dan pertama pendidkan. Pendidikan iman, etika, moral, pengetahuan, ketrampilan, solidaritas, saling menghargai (swa01)

Posting Komentar untuk "Keluarga Katolik Berpolitik"