![]() |
| Dari kiri: B.Sudiyono (moderator), Athanasius Supardi, Titik Setyawati (berdiri) dan Monica Warih (duduk paling kanan) |
Timpel HAK (Hubungan Agama dan Kepercayaan), KPKC (Keadilan Perdamaian dan Keutuhan Ciptaan) dan Kerasulan Kemasyarakatan Paroki Klepu menyelenggarakan Sosialisasi Ajaran Sosial Gereja dan Pendidikan Kerasulan Awam bersama-sama. Penyelenggaraan dilaksanakan Minggu, 30 November 2025, di Aula Pastoran Klepu. Dengan menghadirkan narasumber dari masing-masing timpel. Timpel HAK menghadirkan Athanasius Supardi, Ketua Timpel HAK Paroki Klepu, Timpel KPKC menghadirkan Titik Setyawati, dan Timpel Kerasulan Kemasyarakatan menghadirkan Monica Warih WK sebagai narasumber.
Athanasius Supardi menekankan
perlu membangun kerukunan dan persaudaraan sejati. Kerukunan interen umat
beragama, perlu dibangun dan dipupuk terus. Kerukunan antarumat beragama juga
selalu diupayakan menjadi lebih baik, dan kerukunan antarumat beragama dengan
pemerintah juga semakin baik. Dalam membangun relasi dengan berbagai kalangan
yang berbeda, perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut: kepada orang yang
sifatnya terbuka, mudah kita melakukan dialog dan kerjasama. Bagi saudara kita
yang tertutup, kita tidak perlu memperlihatkan atau memperbincangkan keyakinan
kita. Tidak perlu juga menyebut-nyebut nama Maria, Yesus, dan orang kudus
lainnya. Tetapi dengan orang yang tertutup kita bersama membicarakan keadilan,
kebenaran, kejujuran, dan perhatian kita terhadap yang kecil, lemah, tersingkir
dan defabel.
Sedangkan Titik Setyawati mengungkapkan
tugas KPKC di dalam kehidupan masyarakat. Antara lain peran KPKC adalah: meningkatkan kesadaran umat tentang isu-isu
keadilan, perdamaian, dan lingkungan hidup. Di bidang advokasi, memberikan
bantuan hukum dan advokasi bagi korban ketidakadilan, kekerasan, pelanggaran
HAM dan intoleransi. Membangun dialog
dan kolaborasi dengan organisasi lain, baik organisasi Katolik maupun non
Katolik dan instansi pemerintah untuk mewujudkan tujuan-tujuan tersebut.
![]() |
| Para peserta Sosialisasi ASG dan Pendidikan Kerasulan Awam |
Monica Warih WK dalam paparannya yang berjudul Panggilan Hidup Bermasyarakat, mengutip pernyataan Paus Fransiskus dalam Ensiklik Fratelli Tuti, bahwa “Tidak ada yang selamat sendirian. Kita hanya dapat membangun masa depan bersama”. Ditegaskan oleh Paus Fransiskus, bahwa seluruh umat manusia adalah satu keluarga, terlepas dari suku, agama, bangsa dan status sosial. Dunia hanya dapat bertahan jika mambangun rasa saling peduli dan solidaritas. Ensiklik Fratelli Tuti mengatakan bahwa dalam hidup bermasyarakat mendorong: persaudaraan universal; hati yang terbuka kepada sesama; menghormati martabat setiap manusia dan membantu yang paling lemah dan tertinggal. Dalam panggilan hidup bermasyarakat, Monica mengajak: menghargai dan menghormati perbedaan; menjadi pembawa damai, mengedepankan dialog; membangun semangat bela rasa dan peduli dengan sekitar (manusia dan alam); dan melestarikan keutuhan ciptaan.
Peserta sosialisasi adalah
perutusan 3 (tiga) orang dari
lingkungan, dan dihadiri kecuali narasumber, juga rama Bowo, Thomas dari KPKC Kevikepan Yogyakarta Barat, Ketua
Bidang Kemasyarakatan H.Sudarto dan anggota Timpel HAK, KPKC dan Kerasulan
Kemasyarakatan. Acara dipandu moderator B.Sudiyono dari Timpel KPKC Paroki
Klepu.


Posting Komentar untuk "Panggilan Hidup Bermasyarakat "