TERIMA KASIH PAK BAYU

Selamat pagi salam seroja

Pemberhentian 6 pejabat pada jabatan strategis di Kemenag memang mengagetkan. Bukan hanya umat Kristiani yang kedua Direktur Jenderal ikut diberhentikan. Namun juga masyarakat,  karena ada 2 pejabat yang setingkat yaitu Inspektur Jenderal dan Kepala Litbang bersama-sama diberhentikan.  Bagi umat Kristiani peristiwa ini sungguh menyentak, karena sedang dalam rangka menyongsong Hari Raya Natal. Sedkit atau banyak tentu akan berpengaruh pada umat Kristiani dalam menyongsong dan merayakan Hari Natal.

Ditengah ramainya (viral) berita dan pertanyaan sebagaian umat tentang sebab musabab peristiwa ini, Yohanes Bayu Samodra mengundang  mas media dalam jumpa pers Kamis 23 Desember 2021. Sehari menjelang Perayaan Natal.  Ada empat point pernyataan dalam jumpa pers itu. Pertama, menerima keputusan pemberhentian itu dengan legawa. Sebagai warga Negara dan umat Katolik menerima  keputusan dengan ikhlas dan kepatuhan yang utuh. Kedua mengucapkan terima kasih atas kepercayaan dan amanat yang telah diberikan Presiden dan Menteri Agama. Ketiga, permohonan maaf kepada Presiden, Menteri Agama dan masyarakat, khusunya umat Katolik. Keempat melaporkan kinerja yang sudah dilakukan.

Kalau boleh melihat dan membaca lebih dalam, point keempat ini adalah tanggungjawab terberat yang harus dikemukakan di depan masyarakat Katolik. Mengapa ? Karena proses pilihan dan pengangkatan beliau ini melalui proses panjang.

Pak Bayu adalah hasil lelang jabatan terbuka di Kemenag RI. Dia bukan  ASN, bukan  orang partai atau terafiliasi ke Organisasi Kemasyarakatan tertentu.  Latar belakang organisasinya, THS-THM dan Dewan Paroki yang merupakan komunitas keagamaan. Dia bisa menjadi Dirjen Bimas Katolik, karena lolos seleksi obyektif. Konon didukung pula oleh organisasi keagamaan Katolik  dalam proses pemilihannya.  Artinya, dia calon yang terbaik  dari yang ada. Dengan kata lain, dia adalah wakil terbaik umat Katolik yang ada waktu itu. Dari proses ini beliau dipilih dan diangkat serta diberhentikan.

Melalui jumpa pers beliau ingin  menjaga citra umat Katolik,  karena dia bisa dibilang mewakili pula umat Katolik. Citra yang dia jaga adalah bahwa orang Katolik itu menghormati pemerintah yang sah, tertib dan taat aturan. Ingin menunjukkan bahwa inilah nilai yang harus dijaga, menjadi 100 persen Katolik dan 100 persen warga Negara. Beliau  membuat press release, untuk menegaskan pada publik, bahwa dia tidak seperti yang diberitakan di media social, ikut  mem-PTUN kan atasannya.

Ada hal menarik dari peristiwa ini. Pertama, sikap yang diambil oleh pak Bayu ini senada dengan sikap yang diambil oleh Pak Yonan dan dr.Terawan. Beliau-beliau ini  juga mengalami pemberhentian di tengah perjalanan melaksanakan tugas jabatannya, dan mengambil sikap legawa.  Hal menarik lainnya, kok yang dulu ikut mendukung dalam proses  belum terdengar suaranya.

Berkaca dari pengalaman pribadi, peristiwa ini sebuah konsekwensi logis dari sikap professional dan profetis  seseorang.

Selamat berkarya demi kesejahteraan bersama

1 komentar untuk "TERIMA KASIH PAK BAYU"

  1. sebagai bentuk konsekuensi dari tanggung jawab seseorang entah apa jabatannya. Semakin tinggi jabatan seseorang semakin banyak oula orang yang menyoroti. Ibarat pohon semakin tinggi terpaan angin semakin besar.
    Tuhan pasti punya kehendak lain yang lebih baik untuk pak Bayu.h

    BalasHapus