Albert Schweitzer “Penghormatan Untuk Hidup”

Selamat pagi, salam sejahtera

Albert Schweitzer, lahir Kamis, 14 Januari 1875, adalah sosok yang mempunyai multi talenta. Lahir dan dibesarkan dalam lingkungan pengabdi agama, musik dan pendidikan. Kota kelahirannya Kaysersberg Alsace Lorraine Jerman, sekarang menjadi wilayah Perancis dengan nama Haut-Rhin. Karena multi talentanya, ia mempunyai banyak peran: rohaniwan missionaris, dokter ahli bedah, administrator desa, penghawas gedung dan pekarangan, penulis buku ilmiah, komentator sejarah kontemporer, dosen, tuan rumah pengunjung dan musisi. Dengan peran yang begitu banyak, penghargaan pun datang silih berganti, termasuk Nobel Perdamaian yang diterima pada  tahun1952. Penghargaan Nobel Perdamaian benar-benar diberikan kepadanya pada 10 Desember 1953. Dengan hadiah Noberl Perdamaian sebesar 33.000 dolar AS, ia memulai perawatan orang kusta di Lambarene.

Pendidikan theologinya dimulai tahun 1893 di Universitas Strasbourg. Disertasinya yang membahas filsafat keagamaan Immanuel Kant, membawanya pada gelar doktor bidang theologi. Tahun 1900 mendapat lisensi theology dan memulai berkhotbah. Kecuali menjadi pendeta, ia studi kedokteran pada tahun 1905, dan ingin mengabdikan diri menjadi missionaris di Afrika. Ia komitmen dengan cita-citanya, setelah meraih gelar dokter, Schweitzer dan istrinya, Helene Bresslau, pindah ke Afrika Ekuator Prancis. Dia kemudian mendirikan sebuah rumah sakit kusta di Lambarene, dengan modal dari hadiah Nobel Perdamaiannya. Sekarang kota tersebut menjadi  negara Gabon. Saat Perang Dunia I, Schweitzer yang kelahiran Jerman dikirim ke kamp di Perancis sebagai tawanan perang. Setelah dibebaskan pada tahun 1918, ia pun kembali ke Lambarene pada 1924. 

Selama mengurusi rumah sakit dan melayani pasien di Lambarene, Schweitzer bolak-balik ke Eropa. Ia memberikan kuliah tentang budaya dan etika. Filsafat yang digeluti adalah gagasan bahwa semua kehidupan harus dihormati dan dicintai. Mereka kemudian menyebutkan penghormatan untuk hidup. Dengan pandangan tersebut Schweitzer mengajak agar manusia harus masuk ke dalam hubungan pribadi dan spiritual dengan alam semesta dan semua ciptaan-Nya.  

Penghormatan untuk hidup, dengan konsep agar manusia harus masuk ke dalam hubungan pribadi dan spiritual dengan alam semesta dan semua ciptaan-Nya, senafas dengan falsafah Jawa “memayu hayuning buwana”. dimana manusia diajak untuk memeliharan kehidupan. Memelihara kehidupan hanya bisa dilakukan dengan menghormati, merawat dan menyaudara  dengan semua ciptaan-Nya. Dengan menghormati dan menyaudara dengan semua ciptaan-Nya, berarti pula memuliakan Sang Pencipta.

Salam sehat dan bahagia (ags)   

 

Posting Komentar untuk "Albert Schweitzer “Penghormatan Untuk Hidup”"