21 Februari Hari Bahasa Ibu Internasional

Selamat pagi Nusantara, salam bahagia sejahtera

Selamat Hari Bahasa Ibu Sedunia. Bahasa Ibu, kiraanya semua sudah memahami aopa itu bahasa ibu? Maka tidak perlulah menjelaskannya. Peran penting Bahasa Ibu itulah yang mau saya tulis untuk permenungan semua. Bahasa Ibu merupakan bahasa pertama yang dikenal oleh anak-anak dan menjadi media sosialisasi bagi suaku suku atau suku bangsa. Dari Bahasa Ibu, kemudian bisa mengenal lingkungannya. Pada kurun waktu ini banyak Bahasa Ibu dilupakan atau ditinggalkan, digantikan oleh Bahasa yang lain.

Di Indonesia juga dirasakan bahwa Bahasa Ibu (Bahasa-bahasa Daerah) mulai dilupakan. Dalam kurikulum pendidikan pernah dialokasikan muatan local, salah satunya adalah pelajaran Bahasa Ibu. Namun demikian semakin kesini, Bahasa Ibu semakin ditinggalkan. Lebih membanggakan saat anaknya bisa berbahasa asing daripada berbahasa ibu. Latas belakang Hari Bahasa Ibu Internasional, lahir karena keprihatinan aakan Bahasa Ibu yang ditnggalkan atau dihapuskan dari penggunaannya.

UNESCO sebagai badan dunia menyatakan bahwa ide merayakan Hari Bahasa Ibu Internasional dating dari Bangladesh. Deklarasi ini Hari Bahasa Ibu merupakan apresiasi terhadap Gerakan Bahasa yang dilakukan oleh orang-orang Bangladesh (saat itu orang Pakistan Timur).

Ketika Pakistan terbentuk pada tahaun 1947, memiliki dua bagian geografis yang terpisah, yaitu Pakistan Barat (Palkistan) dan Pakistan Timur (Bangladesh). Kedua bagian tersebut memiliki perbedaan dalam budaya, bahasa dan perbedaan lain. Tahun 1948, Pemerintah Pakistan mendeklarasikan Bahasa Urdu sebagai satu-satunya Bahasa Nasional Pakistan. Pada kenyataannya Bahasa Bangla (Bengali) dipergunakan oleh mayoritas orang yang menggabungkan Pakistan Barat dan Pakistan Timur. Dengan begitu rakyat Pakistan Timur memprotes, karena mayoritas penduduknya dari Pakistan Timur dan Bahasa Ibu mereka adalah Bangla. Mereka menuntut agar Bahasa Bangsa menjadi salah satu Bahasa Nasional selain Urdu. Permintaan tersebut diajukan ke Majelkis Konstituante Pakistan, pada 23 Februari 1948. Untuk membubarkan protes pemerintah melarang pertemuan publik dan unjuk rasa. Mahasiswa-mahasiswa dari Universitas Dhaka yang didukung oleh masyarakat kemudian menggelar rapat umum.

Proses pengajuan ternyata memerlukan waktu dan pengorbanan. Pada tanggal 21 Februari 1952, polisi melepaskan tembakan ke domanstran dan menewaskan Salam, Barkat, Jabbar dan Shafiur, serta ratusan demonstran luka-luka. Sebuah perjuangan sampai berdarah-darah untuk memperjuangkan eksistensi Bahasa Ibu. Atas peristiwa tersebut sejak itu Bangladesh merayakan Hari Bahasa Ibu Internasional sebagai apresiasi perjuangan bagi Bahssa Ibu. Hari Bahasa Ibu juga menjadi hari libur nasional di Bangladesh.

Dari peristiwa tersebut juga dilayangkan surat kepada Sekjen PBB Kofi Annan, pada 9 Januari 1998, dan meminta mengambil langkah untuk menyelamatkan Bahasa-bahasa di dunia. UNESCO percaya akan pentingnya keragaman budaya dan bahasa untuk masyarakat berkelanjutan. Dalam mandatnya, Hari Bahasan Ibu Internasional diharapkan bekerja untuk melestarikan perbedaan budaya dan bahasa yang menumbuhkan toleransi dan rasa hormat terhadap orang lain.

Bagi kita Bangsa Indonesia, mari kita lestarikan Bahasa-bahasa Ibu yang beraneka ragam, dan  Bahasa Indonesia, sebagai bahasa yang mempersatukan.

Salam bahagia sejahtera.

 

 

  


Posting Komentar untuk "21 Februari Hari Bahasa Ibu Internasional"