Warga Purworejo Menatap Masa Depan

Alun-alun Purworejo, menjadi tempat wisata malam hari

Semoga saudara-saudaraku dalam keadaan sehat dan sejahtera. Meski saya orang Sleman, DIY, namun bagi saya Purworejo pernah menjadi bagian dari perjalanan hidup saya. Jelek-jelek saya pernah bertugas di Provinsi Jawa Tengah, sehingga kota dan kabupaten se Jawa Tengah ini pernah menjadi bagian pelayanan saya. Jika dilihat letak geografis, Purworejo merupakan daerah terpinggir di sisi selatan Jawa Tengah, disamping Kabupaten Wonogiri, Kebumen, dan Cilacap. Karena setelah itu adalah Samodra Indonesia.

Mungkin karena daerah pinggir dan jauh dari Ibu Kota Provinsi, Purworejo kurang dikenal atau kurang populer. Namun demikian Purworejo adalah tempat banyak tokoh dilahirkan. Purworejo bukanlah wilayah yang ketinggalan dan miskin. Purworejo merupakan daerah yang memiliki potensi dan sumber daya alam menakjubkan. Sebagai abdi negara saya ikut bangga bisa melayani masyarakat daerah ini.

Dari Purworejo lahirlah tokoh-tokoh yang penting dalam sejarah Indonesia. Sunan Geseng  adalah salah satu ulama besar yang meng-Islam-kan wilayah dari timur sungai Lukola dan pengaruhnya sampai ke Daerah Istimewa Yogyakarta dan Kabupaten Magelang. WR Supraptman komponis dan penggubah lagu Kebangsaan Indonesia Raya dilahirkan di Purworejo. Tiga jenderal lahir di Purworejo: Jenderal Urip Somoharjo, Jenderal Achmad Yani dan Jenderal Sarwo Edhie Wibowo. Pastor N.Driyarkara, SJ dilahirkan di Purworejo. Beliau menjadi salah satu pendiri IKIP Sanata Dharma (sekarang Universitas Sanata Dharma) dan Sekolah Tinggi Filsafat Driyarkara, yang sampai sekarang masih eksis.

Kambing Etawa, seharga  mobil baru

Purworejo juga dikenal dengan  kambing Etawa dengan susu kambingnya. Di Bagelen dengan duriannya, dengan kelapanya, sehingga dipinggir-pinggir jalan ada ikon tunas kelapa. Ada banyak destinasi wisata: Hutan Pinus Kalilo; Deret Mahoni di desa Nampurejo Kecamatan Purwodadi; Air Terjun Curug Muncar; Curug Kaliurip di Kaliurip Kemiri Purworejo; ada goa Seplawan. Di goa Seplawan ini pernah ditemukan patung emas Dewa Siwa dan Dewi Parwati. Ada Curug Lumbung. Kemudian ada bukit yang disebut Gunung Ijo, disini bisa menikamti matahari terbit. Ada lagi air terjun  Kyai Kate dlnya.

Jadi, Purworejo adalah wilayah yang memiliki potensi sumber daya yang luar biasa. Maka ikut melayani masyarakat Purworejo menjadi memiliki seni tersendiri. Memang pada waktu itu kelihatan bahwa Purworejo jauh dari pintu-pintu niaga, namun tidak menyurutkan  semangat, karena kambing Etawanya mampu diekspor, duriannya juga banyak dicari.

Tugu Purwoejo

Kini Purworejo lebih menatap ke depan. Dengan hadirnya bandara YIA di Kulon Progo, maka Purworejo bisa menjadi pintu depan Jawa Tengah. Akses keluar tidak hanya ke daerah lain di Indonesia, tetapi bisa luar negeri. Jadi bandara YIA juga menjadi berkah tersendiri bagi Purworejo, karena dengan demikian pintu gerbang perekonomian, kebudayaan dan peradaban terbuka lebar.Tidak lama lagi Purworejo akan menjadi kota besar.

Diperlukan kesiapan masyarakat untuk menghadapi perubahan besar atau transformasi sosial ini. Banyak hal bisa diperbuat untuk menyambut Purworejo menjadi kota niaga. Ikon wisata yang sudah ada dipercantik. Apa yang khas seperti durian, kambing PE (peranakan etawa) yang terkenal, susu kambingnya. Kambing Etawa diternak oleh penduduk Kaligesing. Harga seekor kambing Etawa dari Kaligesing bisa mencaapai 250 juta. Harga setinggi itu karena pernah menang lomba tingkat nasional.  Rempah-rempah (empon-empon) bahan jamu. Menurut informasi hasil rempah-rempah dari Purworejo ini untuk mensuplai kebutuhan bahan jamu di 75 pabrik jamu di Jawa Tengah. Dari sisi pendidikan Purworejo memang belum memiliki Perguruan Tinggi Negeri, yang ada Univ.Muhamadiyah Purworejo, Sekolah Tinggi Agama Islam NU dan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Rajawali. Kiranya masih ada peluang Universitas Negeri hadir di Purworejo.

Tarian tradisional Dolalak

Untuk menghidupkan pariwisata, kecuali tempat-tempat wisata juga perlu menghidupkan kesenian-kesenian tradisional: Selawatan, Kuntulan, Madyapitutur, Kuda Kepang, Samanan, Kobrasiswa, dan Dolalak. Dari sederet kesenian tradisional ini, Dolalak merupakan yang paling khas.

Transformasi sosial bagi Kabupaten Purworejo adalah sebuah keniscayaan. Maka kemanunggalan masyarakat dengan pemerintah daerah dan pusat mesti tetap dijalin dengan baik. Kemanunggalan ini perlu didukung  atau megajak pelaku-pelaku ekonomi, Pendidikan, kebudayaan dan tokoh masyarakat dan agama dlnya. Semoga dengan terjalinnya komunikasi, transparansi dan kemanunggalan ini tidak ada dusta diantara kita, serta membawa kemajuan, kedamaian dan  kesejahteraan masyarakat Purworejo. 

(Gandung Sukaryadi)

 

 

 

 

Posting Komentar untuk "Warga Purworejo Menatap Masa Depan"