Pilih Pemimpin Multikultural

C.Lilik Krismantoro (kiri), Iwan Setiawan BINDA DIY,
Prof.Phil.Al Makin, UIN Sunan Kalijaga dan Ignatius Suryadi

Merawat nilai kebangsaan dan kebhinekaan merupakan hal yang sangat penting, karena merawat itu lebih sulit dari membuat atau mengadakan. Apalagi nilai kebangsaan dan kebhinekaan. Nilai kebangsaan dan kebhinekaan telah ditanamkan oleh para pendiri bangsa ini dan dijaga jangan sampai hilang. Demikian dikatakan oleh bapak Iwan Setiawan dari BINDA DIY, dalam sarasehan kebangsaan yang diselenggarakan DPD ISKA DIY dengan Dewan Karya Pastoral Paroki Hati Kudus Tuhan Yesus Pugeran. Sarasehan kebangsaan diselenggarakan pada Selasa 26 September 2023, di Ruang Mgr.Adrianus Djajaseputra.

Selain Iwan Setiawan, hadir pula narasumber Dr. Drs. B.Wibowo Suliantoro, M.Hum dari ISKA DIY/Universitas Atmajaya dan Prof.Dr.Phil. Al Makin, S.Ag.,MA dari UIN Sunan Kalijaga. Memang benar kita harus merawat kebangsaan dan kebhinekaan kita. Karena dalam hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara kita, masih ada yang mau merongrong keberadaan Pancasila. Generasi muda kita Sebagian besar mengatakan bahwa Pancasila bisa diganti dengan ideologi lain., Dikalangan ASN yang digaji dengan uang rakyat sebagian telah terpapar ideologi lain yang menyatakan Pancasila bisa diganti. Hal ini dikatakan oleh Wibowo Suliantoro dalam tuturannya. Maka dalam pemilu nanti kita mesti hati-hati memilih pemimpin. Pilihlah pemimpin yang pluralis dan multicultural, yang memperhatikan semua,  tidak membeda-bedakan suku, agama, warna kulit, budaya dan lainnya. Pilihlah yang memperhatikan hak-hak azasi manusia dan memperjuangkan kesejahteraan umum. 

Kiri, Ignatius Triyana dari ISKA DPD DIY sebagai moderator, dan B.Wibowo Suliantoro (Universitas Atmajaya Yogyakarta/DPD ISKA DIY) sebagai narasumber 

Meneladan Mgr.Al.Sugiyapranata, N.Driyarkarya, dan YB.Mangunwijaya, itu yang perlu dilakukan oleh penjenengan sedaya, Prof. Al Makin, membuka sharingnya. Mgr.Al.Sugiyapranata kebetulan dari keluarga Musilm, maka hubungannya dekat dengan orang-orang Muslim. Tetapi pada dasarnya Mgr.Albertus mencintai kemanusiaan. Kemanusiaanlah yang menjadikan dia ada dimana-mana, bergaul dengan siapa saja, Bung Karno dan Sutan Syahrir dan lainnya. N.Driyarkara meletakkan fondasi Pancasila, dan menjadi referensi bagi banyak negarawan dalam memimpin bangs aini. Rama Mangunwijaya, beliau di Code dan dimana-mana tidak membangun kapel atau gereja, tetapi membangun masjid dan mushola.

Jadi tolong, penjenengan semua hafal dengan adan subuh, luhur dan magrib. Penjenengan hafal dengan Idulfitri, Idul Adha dan tahlilan dan macam-macam. Tetapi umat Muslim itu tidak tahu apa Ekaristi, apa ziaran ke Gua Maria, ndak tahu. Maka saya minta tolong kalian memberi tahu kepada mereka, ap aitu Ekaristi, ap aitu ziarah ke Gua Maria. Supaya mereka tahu dan tidak hanya asal mengatakan “tu nyembah patung”.


Sarasehan kebangsaan dengan tema merawat nilai kebangsaan dan kebhinekaan ini, dihadiri oleh Ketua-ketua Lingkungan, Pro Diakon dan kaum muda di Paroki Hati Kudus Pugeran Yogyakarta. Kecuali itu hadir juga dari ISKA DPD DIY, Ignatius Suryadi, Ignatius Triyana, dan C.Lilik Krismanatoro sebagai Moderator, perwakilan Ormas Katolik, FMKI, Satgas Pemilu UPPK-KAS dan GPN DIY, St.Sunayo. serta Rama Andre, yang mewakili Rama Paroki Hati Kudus Tuhan Yesus Pugeran.
   

Posting Komentar untuk "Pilih Pemimpin Multikultural"