Memayu Hayuning Bawana

Selamat pagi - salam sejahtera

Konsep memayu hayuning bawana adalah harmonisasi hubungan manusia dengan Penciptanya, hubungan manusia dengan sesamanya dan hubungan manusia dengan alam lingkungan. Harmonisasi dibayangkan sebagai hubungan yang serba harmonis, yaitu selaras, seimbang dan serasi. Kalau dalam sila Pancasila ya termaktub dalam sila pertama, kedua dan kelima. Dalam kasanah Jawa hubungan yang demikian digambarkan dengan “keblat papat lima pancer” dan dalam filosofi Ngayokjakarta dengan “sumbu imajiner”.

Hubungan keselarasan saat ini (terlebih menjelang pemilu) dirusak oleh kepentingan sesaat, dan kepentingan praktis, sehingga justru mengganggu. Misalnya saja hubungan dengan Pencipta, terganggu dengan dipergunakannya ayat-ayat suci dan dalil-dalil agama untuk kepentingan kampanye atau politis. Ini akan sangat mengganggu keselarasan hubungan dengan Pencipta maupun dengan sesama. Dengan Pencipta jelas, Pencipta tidak menghendaki, karena itu akan merendahkan nilai-nilai dalil agama dan ayat suci. Dengan sesama pun demikian menjadi tidak harmonis, karena orang yang tidak seagama. Jadi ini sudah menjadi ketimpangan hubungan keduanya, manusia dengan Pencipta dan manusia dengan manusia. Maka menggunakan ayat suci dan dalil agama untuk kepentingan pemilu kurang bijaksana.

Harmoni hubungan manusia dengan manusia sesamanya juga mesti dijaga. Ini terkait dengan kemanusiaan yang adil dan beradab. Beradab menurut Mamus Besar Bahasa Indonesia, itu berarti mempunyai budi Bahasa yang baik dan berlaku sopan. Kemanausiaan yang adil dan beradab, mengajak kita berbuat dengan berkeadilan dan berbudi Bahasa yang baik dan berlaku sopan. Keadilan pada saat ini juga menjadi barang yang mahal. Menjelang pemilu ini keadilan mesti diupayakan terus. Karena ketidakadilan sedang ada dimana-mana. Keadilan digantikan dengan barter keuangan, barter jabatan dan kedudukan, sehingga menafikkan keadilan itu sendiri. Akibatnya pelayanan umum terabaikan dan terhambat.

Hubungan dengan alam lingkungan dan sekitarnya juga mengalami kemerosotan. Kita tidak peduli dengan kerusakan bumi, kekotoran air dan udara. Buang sampah dimana-mana, sampah plastik dan botol/gelas plastik masih bertebaran. Polusi udara dari pabrik-pabrik dan gas emisi mobil-motor menjadi penyumbang polusi udara terbesar saat ini. Air Sungai juga menghitam dimana-mana, sehingga meresap ke tanah pun menjadikan kotor. Perburuan dan pembantaian terhadap binatang-binatang untuk konsumsi kiranya perlu diatur, agar tidak punah dikemudian hari.  

Mari kita perbaiki kembali hubungan kita kepada Pencipta, sesama dan seluruh alam ciptaan. Menjelnga pemilihan presiden kita pilih yang bisa mengajak dan menjaga keharmonisan hubungan ini, yaitu  “memayu hayuning bawono”

 

In omnibum charitas

    

Posting Komentar untuk "Memayu Hayuning Bawana"